Perempuan merupakan sosok yang paling sering dijadikan sebagai bahan pembuatan karya sastra. Ini tidak hanya terkait dengan kecantikan dan keanggunan seorang perempuan, tetapi memang sosok yang satu ini memiliki penanda estetika melebihi kaum pria. Maka dari itu, banyak penyair yang menisbatkan satu dua kata sastrawi tentang perempuan.
Di artikel ini, penulis akan menjelaskan tentang beberapa kata puisi yang mewakili sosok seorang perempuan. Dari sini, akan terlihat betapa insan yang satu ini, memang unik beserta keanggunan dan kecantikannya. Untuk itu, silakan baca artikel ini sampai selesai, dan ini ulasannya:
1. Perempuan Ibu Manusia
Perempuan adalah ibu manusia. Kalimat sastrawi ini benar adanya, karena tidak ada laki-laki yang mengandung dan melahirkan. Artinya, tanpa seorang perempuan, maka mungkin tidak akan ada manusia di bumi ini. Kejadian istimewa kelahiran tanpa ayah dan ibu hanya Nabi Adam As. Bahkan kelahiran Nabi Isa AS, tetap membutuhkan seorang ibu sekalipun tanpa hadirnya seorang ayah.
Jika dibaca dari konteks ini, tentunya seorang perempuan adalah sosok yang sejatinya harus dihormati dan dimuliakan. Bukan justru dipandang rendah hingga diperlakukan semena-mena. Perlu juga diketahui kalau kesuksesan suami kadang juga karena doanya seorang istri. Artinya, seorang perempuan tetap memiliki andil atas kesuksesan yang didapatkan oleh pasangannya.
2. Perempuan Laksana Purnama
Seorang penyair kadang menisbatkan sosok perempuan pada bulan yang sempurna yaitu purnama. Tentunya, ini merupakan keterwakilan dari kecantikan dan keanggunan si perempuan itu sendiri. Seperti layaknya rembulan yang tidak terbantahkan memang memilih profil yang begitu indah.
Lantas, keindahan semacam ini akankah dirusak dan direndahkan? Tentu tidak. Justru karena adanya perempuanlah dunia ini menjadi lebih estetis, bernuansa serta romantis. Jika pria terkenal sebagai sosok yang tegas dan berwibawa, maka perempuan merupakan sosok yang lembut dan bersahaja.
Entah bagaimana dunia ini jika tidak ada sosok perempuan. Jika laksana matahari yang sedang bersinar dengan sangat panas, maka ada bulan di malam hari yang membuatnya dingin. Itulah peran perempuan di dunia ini yang sejatinya menjadi keterwakilan dari keindahan, kelembutan dan keanggunan.
3. Perempuan Calon Ratu Bidadari
Bidadari merupakan perempuan-perempuan cantik lagi suci yang berada di surga. Sedangkan yang akan menjadi pemimpin atau ratu dari para bidadari tersebut, adalah perempuan yang senantiasa taat kepada suaminya di dunia. Tentunya, masuk surga saja sudah kebahagiaan yang tidak terlukiskan apalagi menjadi pemimpin para bidadari di sana.
Makanya, seorang perempuan harus senantiasa menjaga fitrahnya sebagai insan yang taat, pemalu serta hormat pada suaminya. Bukan justru bersifat nuyzuz atau membangkang atas segala perintah terutama yang terkait dengan perintah menjauhi maksiat. Untuk itu, kepada kaum perempuan tetaplah berjalan di dalam koridor ini.
4. Jika Menyakiti Perempuan, Laksana Menyakiti Ibu Sendiri
Kalimat sastrawi tentang perempuan yang berikutnya ialah, jika engkau menyakiti perempuan sama saja menyakiti ibumu sendiri. Kalimat ini benar adanya, karena seorang ibu pasti perempuan. Sedangkan dari segi semantik, tulisan sastra ini dituliskan semata agar pria tidak lagi menyakiti seorang perempuan.
Kalau kalimat sastra ini masuk ke dalam relung jiwa laki-laki, niscaya tidak akan pernah menyakiti perempuan dengan cara yang tidak manusiawi. Apakah ada manusia yang bersedia untuk menyakiti ibunya dan adik perempuannya sendiri? Jika ada maka sisi kemanusiaannya perlu dipertanyakan.
5. Perempuan Itu Laksana Mawar, Indah Namun Berduri
Ada juga kalimat sastrawi yang suka digunakan oleh penyair yaitu perempuan laksana mawar, indah namun berduri. Tentunya, ini dinisbatkan pada kaum perempuan yang berparas cantik tetapi suka mempermainkan hati pasangannya. Ini juga menjadi penanda atau simbol, kalau pria tetap harus berhati-hati ketika memilih perempuan.
Kalimat puitis ini bukan untuk mendiskreditkan perempuan. Karena sejatinya juga banyak perempuan yang setia, penyayang serta tidak suka menyakiti orang lain. Namun ini hanya sebagai perbandingan saja, bahwa kalimat sastra tentang perempuan tidak hanya identik dengan pujian tetapi juga ada teguran yang bersifat estetis.
6. Istri Sholeha, Perempuan Laksana Perhiasan Berharga
Di dalam lagu H. Rhoma Irama dilantunkan bahwa istri sholeha merupakan perhiasan dunia. Ini merupakan lirik sastrawi yang menjadi semiotik kalau mendapatkan istri yang sholeha, sejatinya mendapatkan sesuatu yang sangat berharga melebihi apapun. Sama dengan perhiasan yang akan terus disimpan dan akan marah jika ada yang mencurinya.
Jika setiap istri semacam ini, tentu suami yang normal akan mencintai dan menyayanginya sepenuh hati. Bahkan dia akan memuliakannya serta senantiasa menjaga kehormatan dan harga dirinya. Si perempuan pun alangkah beruntungnya mendapatkan suami semacam ini. Dan efeknya rumah tangga akan berjalan harmonis penuh cinta dan kemesraan.
7. Perempuan Calon Pembuka Pintu Surga
Surga seorang anak ada pada pengabdiannya terhadap ibunya. Itu artinya, seorang perempuan merupakan calon pembuka surga. Karena merekalah para calon-calon ibu. Untuk itu, berbanggalah menjadi seorang perempuan, serta berupayalah untuk tetap menjaga kodrat dan naluri kewanitaan.
Seorang perempuan ditakdirkan memiliki sifat keibuan. Makanya jangan sekali-kali bersifat kebapakan. Artinya, tidak berbicara keras, tidak menyelesaikan masalah dengan kekerasan, taat kepada suami, penyayang pada anak, sabar dalam mendidik anak dan selainnya. Karena sifat inilah yang akan menjadikan seorang perempuan benar-benar pembuka pintu surga.
Kalimat sastrawi tentang perempuan di atas harusnya dijadikan momentum untuk senantiasa memotivasi diri. Bahwa sejatinya perempuan adalah sosok yang istimewa. Insan yang seharusnya dimuliakan dan memuliakan dirinya dengan tetap bersifat sesuai naluri kewanitaannya. Semoga apa yang disampaikan bisa menjadi informasi yang berguna.
Discussion about this post