Pernah nonton film tentang gladiator? Kalau belum pernah, beberapa judul film berikut dapat dijadikan sebagai referensi, seperti Gladiator (2000), The Last Legion (2007), Centurion (2010), atau Pompeii (2014). Eits, tunggu dulu! Sebelum menonton film-film tadi, yakin kalau kamu tidak akan jeri melihat pertarungan ala gladiator? “What? Pertarungan?! Jadi, ada adegan tonjok-tonjokan yang bikin babak-belur dan berdarah-darah?! Aduh, enggak, deh! Aku gak jadi nonton! Skip!”
Ya, bisa dimaklumi kalau komentar semacam itu yang pertama kali muncul ketika mendengar kata “gladiator”. Kekerasan, pertumpahan darah, bahkan kematian kerap disandingkan dengan sebutan bagi petarung profesional pada zaman Romawi Kuno itu. Walau pada umumnya tak semua orang suka dengan pertarungan antarmanusia, tapi pertunjukan adu kekuatan ini sangat populer pada zaman Julius Caesar.
Selain ditampilkan di kota Roma, pertunjukan gladiator juga sering diadakan di kota-kota lain di Kekaisaran Romawi. Dibuktikan dari adanya peninggalan amfiteater yang digunakan sebagai tempat pertarungan gladiator.
Selain tentang pertarungan, sebenarnya masih banyak fakta menarik tentang gladiator. Yuk, simak apa saja fakta lain tentang gladiator yang mudah-mudahan dapat menambah pengetahuanmu tentang gladiator.
1. Konsep Pertarungannya Berasal dari Ritual Penguburan
Gladiator bukanlah sembarang petarung. Pertarungan yang dilakukannya memiliki konsep. Konsepnya berasal dari kebudayaan Etruria. Kebudayaan Etruria maju lebih awal dibandingkan Romawi. Pertunjukan gladiator bermakna suci bagi orang Etruria karena merupakan bagian dari ritual penguburan untuk menghormati orang mati. Secara tidak langsung, pertarungan gladiator dapat dianggap sebagai ritual pengorbanan manusia.
Pada masa pemerintahan Julius Caesar, seorang tokoh besar Kekaisaran Romawi Kuno, diadakan pertarungan ratusan gladiator untuk menghormati ayah dan anak perempuannya yang meninggal dunia. Kemudian, pada akhir abad ke-1 SM, pejabat Romawi Kuno mulai menggunakan pertarungan gladiator sebagai pertunjukan untuk menarik simpati massa.
2. Siapa pun Dapat Menjadi Petarung Gladiator, Tidak Mesti dari Kalangan Budak
Fakta lain tentang gladiator adalah sebagian besar petarung gladiator, pada awalnya diambil dari orang-orang yang ditaklukkan, budak, ataupun para penjahat. Namun, tidak semua gladiator berasal dari kalangan tersebut. Ada juga yang berasal dari kalangan prajurit lepas, mantan prajurit, bangsawan kelas atas, kesatria, penunggang kuda, atau bahkan senator yang ingin menunjukkan jiwa prajurit mereka.
3. Diberlakukan Aturan Pertandingan yang Ketat
Pertandingan gladiator dilakukan di bawah aturan yang ketat. Jadi, petarung tidak berlaga asal-asalan. Tidak ada gladiator yang memakai peralatan, pelindung, atau senjata seenaknya. Semua diatur dengan ketat per kelas agar pertandingan menjadi berimbang bagi setiap petarung, walaupun antargladiator menggunakan senjata dan pelindung yang berbeda jenis.
Aturan untuk pertempuran tunggal, misalnya harus dilakukan di antara dua orang dengan ukuran badan dan pengalaman yang sama. Selain itu, ada wasit yang mengawasi pertempuran. Wasit akan menghentikan pertarungan pada saat salah satu gladiator terluka parah.
4. Petarung Boleh Berhenti Jika Penonton Bosan
Fakta lain tentang gladiator adalah ketika pertandingan tidak kunjung berakhir meski telah berlangsung lama, maka kedua gladiator diizinkan meninggalkan arena pertandingan dengan kehormatan. Kasus semacam ini sebenarnya jarang terjadi. Dalam pertarungan, ada juga petarung yang kalah tetapi diampuni, terutama jika dia populer di kalangan orang banyak.
5. Para Petarung Diwanti-wanti untuk Tidak Membunuh Petarung Lainnya
Para petarung gladiator memiliki promotor atau pelatih. Pormotor atau pelatih tentu enggan melihat petarungnya mati sia-sia, apalagi biaya perawatan dan pelatihan gladiator sangatlah mahal. Oleh karena itu, para promotor atau pelatih juga sering mengajarkan mereka untuk bertarung tanpa membunuh. Namun, sejarawan memperkirakan bahwa selalu ada korban jiwa dalam satu pertarungan dari lima hingga sepuluh pertarungan yang dilaksanakan.
6. Gladiator Sebenarnya Jarang Bertarung Melawan Binatang Buas
Amfiteater atau koloseum sering dikaitkan dengan pembantaian binatang buas. Pada masa itu, perburuan atau pembantaian binatang buas biasanya menjadi pembukaan suatu acara. Namun, jarang sekali gladiator terlibat di dalamnya. Pembantaian binatang buas sebenarnya hanya diperbolehkan untuk venatores dan bestiarii, yaitu prajurit khusus yang siap untuk melawan segala jenis binatang buas.
7. Ada Juga Perempuan yang Menjadi Gladiator
Perempuan menjadi gladiator? Fakta lain tentang gladiator yang satu ini memang sangat unik. Para sejarawan tidak yakin kapan pertama kali perempuan bertarung sebagai gladiator. Namun, keberadaan mereka dibuktikan dalam sebuah relief marmer yang berasal dari sekitar abad ke-2 M yang menggambarkan pertarungan antara dua perempuan berjuluk Amazon dan Achillia.
8. Para Gladiator Bergabung dalam Serikat Tanda Persaudaraan
Para gladiator memang terlibat dalam pertempuran hidup-mati. Akan tetapi, para gladiator sering memandang diri mereka sebagai sesama saudara. Beberapa di antaranya bahkan membuat perserikatan, lalu memilih para pemimpin dan dewa pelindung mereka sendiri. Ketika seorang gladiator mati dalam pertempuran, kelompok-kelompok ini akan memakamkan “saudara” mereka dengan layak. Di makamnya pun diberikan prasasti untuk menghormati prestasinya pada saat menjadi gladiator.
9. Gladiator Juga Bersekolah
Gladiator tinggal dan dilatih di sekolah yang dikenal dengan nama ludus. Di sana mereka dibimbing oleh pelatih (lanista), yang sering kali merupakan mantan gladiator. Dengan begitu, gladiator menjadi komoditas mahal bagi pemilik sekolah sehingga akan dirawat dengan baik. Di sekolah tersebut, para gladiator berlatih setiap hari dan juga menjalankan diet ketat. Kaisar Nero juga mendirikan sekolah gladiator karena dia sangat menyukai pertunjukan tersebut.
10. Ada Berbagai Jenis Gladiator Berdasarkan Senjata yang Digunakan
Kata “gladiator” berasal dari kosakata dalam bahasa Latin, gladius, yang berarti “pedang”. Pedang menjadi senjata utama tiap gladiator. Namun, pada praktiknya tidak pedang saja yang digunakan. Fakta lain tentang gladiator adalah senjata yang digunakan, kemudian menjadi pembeda antara gladiator satu dengan gladiator lain.
- Retiarius, artinya “pejuang jaring”. Gladiator ini dipersenjatai dengan jaring, trisula, dan belati.
- Secutor, artinya “pengikut” atau “pengejar”. Gladiator ini memiliki helm halus berbentuk seperti kepala ikan. Senjatanya adalah pedang dan membawa perisai.
- Murmillo, disebut juga sebagai “manusia ikan” karena helmnya bermotif ikan. Senjatanya adalah pedang dan membawa perisai.
- Hoplomachus, yang berarti “pejuang bersenjata”. Gladiator ini bersenjata tombak dan memiliki belati sebagai senjata cadangan.
- Thraex, dikenal juga sebagai thracian. Gladiator ini memiliki perisai bulat atau persegi kecil dan bertarung menggunakan pedang thracian yang melengkung.
- Rudiarius, yaitu gladiator yang telah memenangkan kebebasannya tetapi memilih untuk kembali berperang di arena. Gladiator rudiarius pada umumnya sangat populer di masyarakat.
11. Gladiator Boleh Menyerah
Ada aturan pertarungan yang memperbolehkan setiap gladiator menyerah kapan pun mereka mau. Jadi, ketika seorang gladiator merasa sudah demikian terdesak atau kesakitan dalam pertarungan, dia bisa menjatuhkan senjatanya lalu memberi aba-aba untuk berhenti. Maka, pertarungan akan dihentikan seketika. Fakta lain tentang gladiator ini membuat pertarungan gladiator terlihat mirip pertandingan olah raga tinju profesional modern, daripada pertarungan zaman kuno yang terkesan barbar.
12. Pertempurannya Diiringi Musik
Pertarungan gladiator tidak 100% menegangkan karena tiap gerakan petarung diiringi musik dari para pemusik. Ketika pertarungan baru dimulai, musik dimainkan perlahan, lalu semakin cepat ketika para gladiator saling menyerang. Serangan yang dilancarkan dengan baik akan diiringi suara trompet agar memberikan efek yang dramatis. Pertunjukan gladiator memang bertujuan menghibur. Berbahaya, tetapi bukan arena kematian.
Gladiator pada masanya dianggap sebagai pejuang yang bertahan hidup sebagai hiburan publik di Kekaisaran Romawi. Meski berisiko tinggi, banyak yang tertarik untuk menjadi gladiator karena iming-iming uang dan popularitas. Jika kamu tertarik dengan dunia gladiator setelah membaca artikel berbagai fakta lain tentang gladiator ini, silakan tonton film-film tentang gladiator.
Mau nonton pertunjukannya secara langsung di Roma? Mmm… Silakan saja datang ke Roma. Namun, pertunjukan gladiator sudah tidak lagi dipertunjukkan setelah mulai kehilangan popularitasnya pada abad ke-4 M. Kamu hanya akan menemukan arena gladiator yang sunyi.
Discussion about this post