Ketika melihat seorang anak hanya berdiri di tepi lapangan sambil menatapi teman-temannya yang sedang riang gembira bermain, ada kalanya orang langsung memberi label “dia pemalu”, “dia sombong” atau “dia penakut” kepada anak tersebut. Come on, sudah tidak zamannya melabeli seseorang dengan sebutan-sebutan yang tidak enak didengar. Yakin anak itu pemalu, sombong, atau penakut? Bisa jadi, temperamen anak tersebut adalah slow warm up.
Supaya kamu tidak semakin penasaran dengan tipe temperamen yang satu ini, ayo mulai mengenali anak bertipe slow warm up melalui beberapa penjelasan berikut.
1. Di Awal Tadi Disebutkan tentang Temperamen. Apa Itu Temperamen?
Temperamen adalah cara seseorang mengekspresikan diri terhadap lingkungannya. Hal tersebut termasuk bagaimana anak mengekspresikan dan mengatur emosi terhadap hal-hal di hadapannya, serta bagaimana dirinya berinteraksi dengan yang lain.
2. Ada Berapa Tipe Temperamen pada Anak?
Secara garis besar, ada tiga tipe temperamen. Pertama, tipe slow warm up. Kedua, tipe easy. Ketiga, tipe active. Temperamen ini sudah ada sejak masa kanak-kanak. Selain itu, ada juga yang menambahkan satu lagi tipe temperamen, yaitu tipe combination, yang merupakan kombinasi dari temperaman slow warm up, easy, dan active.
3. Seperti Apakah Ciri Anak Bertemperamen Slow Warm Up?
Anak yang bertemperamen slow to warm up cenderung memiliki rasa tidak nyaman yang berlebih pada situasi baru. Rasa tidak nyaman ditunjukkannya dengan bersembunyi di belakang orang tuanya atau seseorang ketika memasuki lingkungan baru. Ketika berhasil masuk ke lingkungan baru pun, pada awalnya dia akan menyendiri.
Dia pun selalu berhati-hati dan lambat beradaptasi dengan hal-hal baru. Misalnya, pada waktu belajar makan. Anak ini tidak akan langsung tertarik pada makanan baru di hadapannya. Orang tua mungkin melihatnya sebagai penolakan, padahal belum tentu begitu. Karena baru mengenal dan melihat makanan tersebut, si anak memerlukan waktu untuk mengetahui dulu apa jenis makanan yang ada di hadapannya.
Jika tidak mengenali anak bertipe slow warm up, dia cenderung dianggap sebagai anak yang tidak cerdas karena lambat berpikir. Penilaian tersebut sebaiknya dibuang jauh-jauh karena tidak ada korelasinya.
4. Bisa Berikan Contoh Lain Lagi tentang Ciri Anak Bertemperamen Slow Warm Up?
Contoh lain, ketika berada di tempat baru, anak menjadi sulit tidur. Ketika melihat mainan baru, dia tidak langsung bereaksi. Hal ini bukan berarti dia tidak tertarik. Namun, anak memang membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri pada hal baru yang dilihatnya.
Anak bertipe slow warm up pun membutuhkan waktu lebih lama, dibandingkan anak lain untuk dapat akrab dengan orang baru dan tidak mudah diajak bermain dengan sembarangan orang. Namun, jika dia tetap merasa tidak nyaman dengan seseorang atau suatu lingkungan, sampai kapan pun dia tetap akan menolak untuk bersama orang tersebut atau menghabiskan waktu di lingkungan tertentu.
Selain itu, anak bertipe slow warm up juga sering menunjukkan suasana hati negatif karena minimnya aktivitas yang dilakukannya, sehingga sering disebut sebagai anak pemalu atau sensitif.
5. Bagaimana Cara Menangani Anak Bertemperamen Slow Warm Up?
Salah satu tujuan mengenali anak bertipe slow warm up adalah untuk menemukan cara menangani permasalah yang terjadi. Hal pertama yang harus dilakukan orang tua adalah, membantu anak mempersiapkan diri pada saat menghadapi lingkungan baru.
Dibutuhkan kesabaran untuk membiasakan anak dengan tipe temperamen ini, agar dia berhasil beradaptasi sendiri dengan lingkungan barunya. Ingat juga bahwa tiap anak memiliki keunikannya sendiri. Dengan demikian, tiap orang tua dapat mengeksplorasi berbagai cara yang tepat untuk diterapkan pada anaknya masing-masing.
6. Seperti Apa Contoh Konkret Penanganan Anak Bertemperamen Slow Warm Up?
Beberapa contoh konkret adalah sebagai berikut.
- Membantu anak mengungkapkan perasaannya ketika menghadapi perubahan.
- Jangan terburu-buru mendorong dan memaksa anak menjadi pusat perhatian. Hal tersebut justru membuat anak semakin malu, takut, frustrasi, dan tidak percaya diri.
- Ketika anak menceritakan rasa tidak nyamannya, orang tua harus menjadi pendengar yang baik, tidak menyela. Dengarkan, dan berusalah memahaminya.
- Memberikannya cukup perhatian. Ketika anak bersembunyi karena rasa tidak nyamannya, jangan tinggalkan dia. Temani anak, rangkul atau peluk tanpa banyak bicara.
- Memberitahukan sebelumnya kepada anak tentang adanya kegiatan tertentu. Tujuannya adalah agar anak tidak kaget dan dapat mempersiapkan diri mengikuti kegiatan tersebut.
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk memutuskan sesuatu. Jika dia belum mau untuk melakukan sesuatu tersebut, jangan dipaksakan.
- Ajak anak mengobrol santai sembari memberikan gambaran positif tentang sesuatu kegiatan. Misalnya, tentang betapa asyiknya memiliki teman bermain atau serunya datang ke sanggar melukis. Pada intinya, jangan menyerah untuk memberi motivasi kepada anak.
- Orang tua harus tetap tenang dan mengontrol emosi yang terkadang terpicu karena rasa tidak sabar menghadapi perilaku anak.
- Jangan membandingkan anak dengan siapa pun pada saat anak tidak melakukan apa yang diminta. Mungkin orang tua berniat memotivasi, tapi hindarilah cara memotivasi dengan membandingkannya dengan anak lain.
Itulah beberapa penjelasan yang terkait dengan anak bertipe slow warm up. Sangat penting mengenali anak bertipe slow warm up, agar dapat memberinya pola asuh yang tepat. Metode pendekatan yang baik, waktu yang tepat dan perlahan, mudah-mudahan akan bisa diterima si anak bertipe slow warm up dengan baik. Salut untuk semua orang tua yang selalu bersabar menghadapi anak dengan berbagai tipe temperamennya.
Ketika melihat seorang anak hanya berdiri di tepi lapangan sambil menatapi teman-temannya yang sedang riang gembira bermain, ada kalanya orang langsung memberi label “dia pemalu”, “dia sombong” atau “dia penakut” kepada anak tersebut. Come on, sudah tidak zamannya melabeli seseorang dengan sebutan-sebutan yang tidak enak didengar. Yakin anak itu pemalu, sombong, atau penakut? Bisa jadi, temperamen anak tersebut adalah slow warm up.
Supaya kamu tidak semakin penasaran dengan tipe temperamen yang satu ini, ayo mulai mengenali anak bertipe slow warm up melalui beberapa penjelasan berikut.
1. Di Awal Tadi Disebutkan tentang Temperamen. Apa Itu Temperamen?
Temperamen adalah cara seseorang mengekspresikan diri terhadap lingkungannya. Hal tersebut termasuk bagaimana anak mengekspresikan dan mengatur emosi terhadap hal-hal di hadapannya, serta bagaimana dirinya berinteraksi dengan yang lain.
2. Ada Berapa Tipe Temperamen pada Anak?
Secara garis besar, ada tiga tipe temperamen. Pertama, tipe slow warm up. Kedua, tipe easy. Ketiga, tipe active. Temperamen ini sudah ada sejak masa kanak-kanak. Selain itu, ada juga yang menambahkan satu lagi tipe temperamen, yaitu tipe combination, yang merupakan kombinasi dari temperaman slow warm up, easy, dan active.
3. Seperti Apakah Ciri Anak Bertemperamen Slow Warm Up?
Anak yang bertemperamen slow to warm up cenderung memiliki rasa tidak nyaman yang berlebih pada situasi baru. Rasa tidak nyaman ditunjukkannya dengan bersembunyi di belakang orang tuanya atau seseorang ketika memasuki lingkungan baru. Ketika berhasil masuk ke lingkungan baru pun, pada awalnya dia akan menyendiri.
Dia pun selalu berhati-hati dan lambat beradaptasi dengan hal-hal baru. Misalnya, pada waktu belajar makan. Anak ini tidak akan langsung tertarik pada makanan baru di hadapannya. Orang tua mungkin melihatnya sebagai penolakan, padahal belum tentu begitu. Karena baru mengenal dan melihat makanan tersebut, si anak memerlukan waktu untuk mengetahui dulu apa jenis makanan yang ada di hadapannya.
Jika tidak mengenali anak bertipe slow warm up, dia cenderung dianggap sebagai anak yang tidak cerdas karena lambat berpikir. Penilaian tersebut sebaiknya dibuang jauh-jauh karena tidak ada korelasinya.
4. Bisa Berikan Contoh Lain Lagi tentang Ciri Anak Bertemperamen Slow Warm Up?
Contoh lain, ketika berada di tempat baru, anak menjadi sulit tidur. Ketika melihat mainan baru, dia tidak langsung bereaksi. Hal ini bukan berarti dia tidak tertarik. Namun, anak memang membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri pada hal baru yang dilihatnya.
Anak bertipe slow warm up pun membutuhkan waktu lebih lama, dibandingkan anak lain untuk dapat akrab dengan orang baru dan tidak mudah diajak bermain dengan sembarangan orang. Namun, jika dia tetap merasa tidak nyaman dengan seseorang atau suatu lingkungan, sampai kapan pun dia tetap akan menolak untuk bersama orang tersebut atau menghabiskan waktu di lingkungan tertentu.
Selain itu, anak bertipe slow warm up juga sering menunjukkan suasana hati negatif karena minimnya aktivitas yang dilakukannya, sehingga sering disebut sebagai anak pemalu atau sensitif.
5. Bagaimana Cara Menangani Anak Bertemperamen Slow Warm Up?
Salah satu tujuan mengenali anak bertipe slow warm up adalah untuk menemukan cara menangani permasalah yang terjadi. Hal pertama yang harus dilakukan orang tua adalah, membantu anak mempersiapkan diri pada saat menghadapi lingkungan baru.
Dibutuhkan kesabaran untuk membiasakan anak dengan tipe temperamen ini, agar dia berhasil beradaptasi sendiri dengan lingkungan barunya. Ingat juga bahwa tiap anak memiliki keunikannya sendiri. Dengan demikian, tiap orang tua dapat mengeksplorasi berbagai cara yang tepat untuk diterapkan pada anaknya masing-masing.
6. Seperti Apa Contoh Konkret Penanganan Anak Bertemperamen Slow Warm Up?
Beberapa contoh konkret adalah sebagai berikut.
- Membantu anak mengungkapkan perasaannya ketika menghadapi perubahan.
- Jangan terburu-buru mendorong dan memaksa anak menjadi pusat perhatian. Hal tersebut justru membuat anak semakin malu, takut, frustrasi, dan tidak percaya diri.
- Ketika anak menceritakan rasa tidak nyamannya, orang tua harus menjadi pendengar yang baik, tidak menyela. Dengarkan, dan berusalah memahaminya.
- Memberikannya cukup perhatian. Ketika anak bersembunyi karena rasa tidak nyamannya, jangan tinggalkan dia. Temani anak, rangkul atau peluk tanpa banyak bicara.
- Memberitahukan sebelumnya kepada anak tentang adanya kegiatan tertentu. Tujuannya adalah agar anak tidak kaget dan dapat mempersiapkan diri mengikuti kegiatan tersebut.
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk memutuskan sesuatu. Jika dia belum mau untuk melakukan sesuatu tersebut, jangan dipaksakan.
- Ajak anak mengobrol santai sembari memberikan gambaran positif tentang sesuatu kegiatan. Misalnya, tentang betapa asyiknya memiliki teman bermain atau serunya datang ke sanggar melukis. Pada intinya, jangan menyerah untuk memberi motivasi kepada anak.
- Orang tua harus tetap tenang dan mengontrol emosi yang terkadang terpicu karena rasa tidak sabar menghadapi perilaku anak.
- Jangan membandingkan anak dengan siapa pun pada saat anak tidak melakukan apa yang diminta. Mungkin orang tua berniat memotivasi, tapi hindarilah cara memotivasi dengan membandingkannya dengan anak lain.
Itulah beberapa penjelasan yang terkait dengan anak bertipe slow warm up. Sangat penting mengenali anak bertipe slow warm up, agar dapat memberinya pola asuh yang tepat. Metode pendekatan yang baik, waktu yang tepat dan perlahan, mudah-mudahan akan bisa diterima si anak bertipe slow warm up dengan baik. Salut untuk semua orang tua yang selalu bersabar menghadapi anak dengan berbagai tipe temperamennya.
Discussion about this post