Mungkin kita sering mendengar orang mengatakan, agar jangan pernah meninggalkan anak-anak di bawah umur tanpa pengawasan di rumah karena sangat berisiko. Pada kenyataannya, kadang-kadang kita harus melakukannya karena kesibukan di luar rumah, dan tidak mempunyai asisten rumah tangga atau kerabat yang dapat membantu menjaga anak-anak di rumah.
Dengan membuat perencanaan yang matang sebelum meninggalkan anak-anak di rumah, bukan mustahil kita dapat melatih meraka untuk belajar mengurus diri sendiri saat ditinggal ke luar rumah selama jangka waktu tertentu. Jangan pernah meninggalkan rumah sebelum melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Memberi Pengertian Kepada Anak Alasan Kepergian Orang Tua
Kita harus memberitahu anak-anak akan penyebab untuk meninggalkan mereka tanpa pengawasan, sebelum meninggalkan rumah atau sejak hari-hari sebelumnya. Mereka harus memahami bahwa ada hal-hal penting yang harus dilakukan oleh orang tua tanpa mengajak mereka. Tanamkan juga kepada anak-anak bahwa kita percaya bahwa mereka akan dapat mengurus diri sendiri selama ditinggalkan.
2. Memberi Nomor Kontak Darurat
Selain nomor telepon orang tua, berikan kepada anak-anak nomor-nomor telepon kerabat dekat seperti nenek, kakek, paman, dan tetangga-tetangga dekat.
Beritahu juga bahwa mereka dapat menghubungi nomor-nomor tersebut, jika ingin menanyakan sesuatu ataupun jika terjadi hal-hal yang tidak dapat mereka atasi. Sebaiknya kita juga memberitahu tetangga-tetangga terdekat yang kita kenal dengan akrab, bahwa kita akan meninggalkan anak-anak di rumah.
3. Menyiapkan Persediaan Makanan dan P3K
Sebelum berangkat, siapkan makanan untuk anak-anak yang cukup selama kita pergi. Jika meninggalkan anak-anak yang sudah agak besar, kita bisa meninggalkan masakan yang tinggal dihangatkan atau digoreng, seperti ayam yang sudah diungkep, perkedel, atau sayuran. Siapkan juga camilan berupa buah atau snack sebagai makanan selingan.
Ajari anak yang lebih besar untuk menyiapkan makanan untuk adik-adik mereka dan menermani adik-adik saat makan. Dalam hal meminta bantuan anak yang lebih besar untuk menjaga adik, kita harus memperhatikan usia anak-anak yang kita tinggalkan.
Misalnya saja, kita tidak mungkin meninggalkan anak balita untuk dijaga oleh kakak yang hanya berjarak beberapa tahun dari mereka. Anak-anak yang sudah berusia belasan tahun baru dapat diajari untuk menjaga dan mengurus keperluan adik-adik selama ditinggalkan.
Upaya untuk mengajari sang kakak untuk menjaga adik tentunya harus dimulai jauh, sebelum kita meninggalkan anak-anak di rumah agar tercipta hubungan yang erat di antara mereka.
Selain persiapan makanan, anak-anak yang sudah agak besar juga bisa diajari tentang cara menggunakan kotak P3K jika terjadi kecelakaan kecil di rumah.
4. Ajak Anak untuk Merancang Aktivitas Selama Ditinggal di Rumah
Agar anak-anak tidak terus-terusan bermain gawai atau menonton televisi selama ditinggal di rumah, ajak mereka untuk merancang aktivitas yang akan dilakukan. Anak-anak yang agak besar mungkin tertarik untuk membuat makanan-makanan yang mereka sukai, sedangkan anak-anak yang masih kecil mungkin lebih tertarik untuk menggambar, menggunting, mewarnai, atau bermain puzzle.
Mereka juga bisa diajari untuk memainkan permainan bersama antara kakak dan adik, seperti ular tangga, halma, atau monopoli. Selain itu, mereka juga bisa diberi tugas untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti melipat pakaian, membereskan lemari, meja belajar, atau kamar tidur.
Selain memberi tugas, kita juga harus memberitahu anak-anak tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama ditinggal pergi. Mereka harus menjaga agar rumah tetap rapi, menyalakan lampu-lampu jika sudah malam, mematikan pendingin ruangan jika tidak diperlukan, dan berhati-hati saat di dapur dengan selalu mematikan kompor jika sudah selesai dipakai. Ajari juga tentang bahaya yang mungkin terjadi jika mereka mengabaikan hal-hal tersebut.
Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran atau hal-hal lainnya, ajari anak untuk keluar dari rumah melalui pintu depan, belakang, atau samping dan minta bantuan kepada tetangga terdekat.
5. Ajari Anak-anak untuk Tidak Menerima Tamu yang Tidak Dikenal
Rumah yang hanya dijaga oleh anak-anak berpotensi mengundang orang-orang yang mempunyai niat jahat untuk menggunakan kesempatan. Pesankan kepada anak-anak agar selalu mengunci semua pintu dan tidak langsung membukanya untuk orang asing. Jika ada tamu yang tidak dikenal atau tidak pernah dilihat oleh anak, sebelum membuka pintu sebaiknya anak menghubungi orang tua untuk menanyakan.
6. Pastikan Nomor Kontak Orang Tua Selalu Bisa Dihubungi
Selama berada di luar rumah, nomor telepon orang tua harus selalu bisa dihubungi oleh anak-anak dan begitu juga sebaliknya. Apa pun yang kita lakukan di luar rumah, jangan pernah meninggalkan ponsel sehingga tidak bisa dihubungi dan membuat anak-anak menjadi panik.
7. Berikan Pujian Jika Anak-anak Melakukan Tugas dengan Baik
Saat kembali ke rumah dan anak-anak mengerjakan semua tugas dengan baik, berikan pujian kepada mereka agar mereka merasa bangga sudah mendapat kepercayaan untuk menjaga rumah. Jangan buru-buru menyalahkan jika mereka tidak melakukan tugas dengan baik, karena mereka sudah berusaha. Tanyakan apa keluhan mereka dan katakan bahwa lain kali mereka pasti bisa melakukannya dengan lebih baik lagi.
Anak-anak yang diberi kepercayaan untuk menjaga rumah dan mengurus diri sendiri saat ditinggal akan menjadi lebih mandiri, kreatif, dan tidak selalu menggantungkan diri kepada orang tua. Menjalin hubungan baik dengan tetangga-tetangga di sekitar rumah juga sangat diperlukan, agar bisa saling membantu mengawasi anak-anak saat ditinggal di rumah.
Saat ini di kompleks-kompleks perumahan banyak penghuninya yang membuat grup-grup WhatsApp antar penghuni kompleks. Fasilitas semacam itu tentunya juga dapat digunakan untuk saling memantau keberadaan anak-anak yang ditinggal di rumah oleh orang tua mereka.
Discussion about this post