Terdapat sesuatu yang menarik kalau membaca sepak bola dari sisi filsafat, karena yang muncul bukan hanya seputar olahraga dan pertandingan, tetapi juga ada nilai yang berkaitan dengan kebaikan di dalam kehidupan. Nah, tentunya hasil dari filsafat sepak bola ini perlu direnungkan apakah memang benar-benar baik atau hanya kebaikan yang terselubung.
Jika memang ada kaitan antara sepak bola dengan keluhuran ketika hidup di dunia, maka bukan hal yang salah jika manusia juga perlu belajar dari sepak bola. Namun sebelum itu, harus diketahui terlebih dahulu apa saja hasil filosofis dari sepak bola itu sendiri. Ini ulasan selengkapnya:
1. Sepak Bola Olahraga Paling Populer
Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer. Dan ini pernyataan yang sangat benar didasarkan pada jumlah penggemarnya di seluruh dunia yang mencapai jutaan orang. Bahkan para suporter fanatik ini rela terbang ke negara lain hanya untuk menonton pesepak bola yang sedang berlaga.
Pernyataan ini juga dibuktikan dengan adanya progres penjualan aksesoris sepak bola yang sangat tinggi. Seperti penjualan sepatu bola, jersey, bendera klub, poster pemain dan selainnya. Tentu masyarakat tidak mungkin membeli pernak-pernik bola semacam ini jika mereka tidak menyukai olahraganya.
2. Pemain Sepak Bola adalah Artis Lapangan Hijau
Jika ada yang mengatakan kalau artis hanyalah insan perfilman, bintang iklan dan penyanyi saja, tentunya ini anggapan yang masih kurang lengkap. Karena faktanya, pemain sepak bola juga artis cuma bukan di dalam film melainkan di lapangan hijau. Bagaimana tidak disebut artis, toh mereka saat berlaga selalu dilihat oleh jutaan pasang mata.
Tak hanya itu, privasi mereka pun sering terganggu layaknya seorang artis film dan bintang iklan. Di setiap tempat pasti selalu ada penggemar yang meminta tanda tangan. Lebih jauh dari itu, ternyata juga ada beberapa penggemar yang sampai mengoleksi apapun yang terkait dengan pesepak bola yang menjadi idolanya.
3. Sepak Bola Ajaran untuk Mempertahankan Diri
Di dalam sepak bola ternyata juga terdapat ajaran-ajaran yang terkait dengan kehidupan. Salah satunya ajaran untuk mempertahankan diri dari gangguan serta mencoba untuk membela diri supaya gangguan tersebut menjadi hilang. Hal ini bisa ditangkap bagaimana sebelas pemain bola mencoba untuk menjaga agar gawangnya tidak kebobolan.
Seharusnya manusia juga memiliki kemampuan bertahan atau mengendalikan diri dengan baik. Bagaimana agar hati dan pikiran ini tidak dimasuki oleh hal yang buruk dari luar. Termasuk membentengi jiwa, nafsu dan gerak untuk tidak melakukan aktivitas yang hina, maksiat, mencoba menyakiti orang lain dan selainnya.
4. Sepak Bola Pendidikan tentang Usaha Keras
Telaah filsafat sepak bola yang berikutnya ialah ternyata sepak bola memberikan didikan yang baik, yaitu didikan untuk berusaha dengan keras. Usaha yang tanpa kenal menyerah dan rasa putus asa. Kalau teknik berusaha semacam ini dijalankan tentu tidak ada lagi manusia yang lemah dan patah semangat.
Dan perlu diketahui, patah semangat di dalam berusaha sejatinya kegagalan yang tidak akan ditemukan cara untuk mengobatinya. Kegagalan semacam ini yang juga menjadi penghambat kesuksesan sekalipun diri ini memiliki harta yang berlimpah. Seharusnya kita melihat para pemain sepak bola yang tidak pantang menyerah untuk memenangkan pertandingan.
5. Sepak Bola Menyatukan Sekaligus Memisahkan
Sepak bola sejatinya menyatukan tetapi sekaligus memisahkan. Disebut menyatukan karena penggemar atau suporter sepak bola tidak datang dari status tertentu. Melainkan mereka dari status yang berbeda bahkan dari negara yang berbeda. Akan tetapi di sisi ini, sepak bola ternyata juga memisahkan.
Sepak bola disebut memisahkan karena masih adanya anggapan kalau suporter lawan adalah musuh yang harus diganggu. Sehingga karena adanya anggapan ini, maka terjadilah tawuran antar suporter, saling ejek di atas tribun dan selainnya. Padahal ejekan semacam ini yang justru merusak citra sepak bola itu sendiri.
6. Sepak Bola Olahraga Maskulin
Apa benar sepak bola hanya untuk kaum laki-laki saja? Bukankah sepak bola perempuan juga sudah ada? Kalau ada anggapan sepak bola hanya untuk laki-laki, tentunya data dari anggapan tersebut kurang lengkap. Cuma yang menarik, setiap perempuan yang bermain sepak bola, feminimis atau keanggunan-nya justru hilang.
Jadi kesimpulannya ialah, sepak bola adalah olahraga yang maskulin. Namun pengertian dari maskulinitas ini pun mulai bergeser karena tidak dinisbatkan kepada kaum pria saja melainkan kaum wanita pun juga ada yang maskulin. Untuk tahu pembuktiannya lihatlah perempuan yang sedang bermain sepak bola.
7. Sepak Bola = Kontroversi
Sepak bola selalu identik dengan kontroversi. Baik dari olahraga sepak bola itu sendiri, maupun dari pertandingan yang sedang digelar. Kontroversi di dalam pertandingan sepak bola, di antaranya tekling brutal yang berbuah kartu merah atau tendangan pinalti yang dianulir.
Sedangkan kontroversi sepak bola secara umum bisa dilihat dari pengaturan skor, pengrusakan fasilitas publik oleh para suporter bola, kisah pribadi para pemain bola dan sejenisnya. Nah, dua kontroversi semacam ini akan terus berkelindan di dalam sepak bola. Uniknya, tanpa hal tersebut, mungkin sepak bola terasa kurang menarik lagi untuk dipantau.
Yang namanya filsafat sepak bola, tentu banyak sekali hipotesis dan asumsi di dalamnya. Namun, jika dipikirkan dengan model berpikir yang sama, maka apa yang sudah dituliskan di atas memang mendekati kebenaran yang tidak hanya real tetapi juga faktual. Untuk itu, silakan dibaca lalu resapi kebenarannya ya sobat.
Discussion about this post